PEMBUAL

Terlalu indah untuk di dengarkan, terlalu sendu untuk di sanjungkan. Semua terdengar seperti alunan piano yang indah. Semua terasa tenang dan nyaman untuk di rasakan. Detik per detik terasa seperti aku berada di antara dua dunia. Terbingung berdiam diri, termenung seperti tak tau arah yang sebenarnya terjadi. Dilema dalam suatu arah yang tak tentu. Berkata manis itu yang selalu di lontarkan. Alunan nada itu yang selalu terdengar. Besik demi besik itu yang ku tak tahu sesungguhnya. Semua penuh keabu-abuan, semua seperti kabut yang menyelimuti jalan di pagi hari. Tak tahu letak arah mana yang harus ku jalanin. Tak tahu letak mana yang harus ku tempuh. Detik itu sungguh manis hingga aku bingung harus bertindak apa. Semua yang keluar seperti itu sungguhan. Semua yang terdengar seperti bukan rekayasa. Tapi itu semua hanya satu dari sekian cara untuk melabuhi arah jalan ku. Sekali pun kau membual dengan mulut manis mu seterusnya kau akan sulit membuat ku untuk mengatakan bahwa jalan yang kau arah kan padaku itu benar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAB II Tinjauan Pustaka Fotogrametrik

Dampak Pengembangan Pariwisata