Peng. Teknik Lingkungan
Kemajuan Teknologi Pengelolaan
Limbah Padat di Negara Korea
A.
Pendahuluan
Limbah padat adalah proses hasil
akhir atau buangan industri yang berupa padatan,lumpur,atau bubur yang berasal
dari proses pengolahan. Limbah padat dapat berasal dari kegiatan industri dan
domestik. Limbah padat pada kegiatan domestik dapat pada umumnya berbentuk
limbah rumah tangga, kegiatan perdagangan,perternakan, serta dari tempat-tempat
umum. Jenis-jenis limbah padat yang sering di kunjungi dapat berupa
kertas,plastik,sampah organik dan anorganik,kayu,dll.
Secara garis besar limbah padat
terdiri dari :
1.
Limbah
padat yang mudah terbakar.
2.
Limbah
padat yang sukar terbakar.
3.
Limbah
padat yang mudah membusuk.
4.
Limbah
yang dapat di daur ulang.
5.
Limbah
radioaktif.
6.
Bongkaran
bangunan.
7.
Lumpur.
Dampak yang terjadi pada limbah
padat :
1.
Timbulnya
gas beracun, seperti asam sulfida (H2S), amoniak (NH3),
methan (CH4),CO2, dan sebagainya. Gas ini akan timbul
apabila jika limbah padat di timbun dan membusuk karena adanya microorganisme.
2.
Dapat
menimbulkan penurunan kualitas udara pada sambah yang di tumpuk.
3.
Penurunan
kualitas air bersih karena limbah padat biasanya langsung di buang ke perairan.
4.
Kerusakan
permukaan tanah.
Perlakuan limbah padat yang tidak
memiliki nilai ekonomis biasanya diperlakukan dengan ditumpukan pada area
tertentu,pembakaran dan pembuangan oleh masyarakat. Dampak limbah secara umum
dapat di tinjau dari dampak terhadap kesehatan dan lingkungan sekitar.
B.
Pembahasan
Pengelolaan limbah padat dapat
dilakukan dengan berbagai cara yang tentunya dapat menjadikan limbah tersebut
tidak berdampak buruk terhadap masyarakat sekitar baik dalam kesehatan ataupun
lingkungan. Menurut sifatnya pengelolaan limbah padat dapat dibagi menjadi dua
cara yaitu pengelolaan limbah padat tanpa pengelolaan dan pengelolaan limbah
padat dengan pengelolaan.
Faktor-faktor yang perlu di ketahui
sebelum kita mengolah limbah padat, yaitu jumlah limbah, sifat fisik dan kimia
limbah, kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan, dan tujuan akhir dari
pengolahan.
Pengelolaan limbah padat di Korea
Selatan menjadikan persoalan lingkungan hidup sebagai tantangan sekaligus
peluang bisnis. Bahkan, bisnis industri lingkungan Korea Selatan telah merambah
ke berbagai belahan dunia. Ratusan orang asing sudah berkunjung dan menyaksikan
langsung proyek percontohan lingkungan hidup yang dibuat di Korea Selatan.
Tingginya tinggat pencemaran
lingkungan tersebut tengah gencar-gencarnya meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Pada saat itu terjadi ketidakseimbangan sehingga menghasilkan tingkat polusi
yang tinggi. Lingkungan yang tercemar adalah sungai-sungai dan
aliran-alirannya, ekosistem, kualitas udara, air minum, perkotaan yang kotor
karena sampah.
Sekarang,dampak buruk dari sampah
dan limbah industri dapat diatasi. Rekayasa teknologi industri pengelolahan
sampah,limbah dan air lindinya telah diterapkan untuk teknilogi tepat guna dan
telah dipasarkan ke mancanegara.
Dengan kemajuan teknologi serta
alat-alat teknologi buatan Korea telah mampu menyelesaikan pekerjaan yang
berkaitan dengan urusan daur ulang sampah, pemurnian air sungai dan rawa-rawa
serta udara.
Terdapat pula TPA (Tempat Pembuangan
Akhir) Sudakwon yang terletak di luar kota Seoul yang dijadikan sebagai taman
impian. Daerah tersebut dikatakan sebagai sanitary landfill atau TPA yang
terbesar di dunia. Lokasi ini dapat di jadikan sebagai studi banding bagi siapa
saja yang berkepentingan dalam menangani sampah dan kebersihan lingkungan. TPA
seluas 20 juta meter persegi ini dibagi menjadi empat lokasi sebagian lainnya
untuk kompleks olahraga dan hiburan.Sampah yang dibawa masuk ke TPA tersebut
setiap hari mencapai 18.000 ton per hari. Sampah tersebut berasal dari rumah
tangga, industri, dan konstruksi tiga daerah. Penimbunan sampah di setiap TPA
dibuat delapan lapis. Pertama sampah, tanah 0,5 meter lalu di tutup oleh sampah
lagi dan seterusnya sampai delapan lapisan.
Pemukiman di Korea tidak terdapat
kotak sampah namun tak ada sampah yang berceceran dijalan-jalan. Pengambilan
sampah di Korea pun dapat dilakukan saat malam hari karenanya masyarakat korea
boleh mengeluarkan sampah pada jam 7 malam didepan pintu gerbang pemukiman. untuk
membuang sampah di Korea menggunakan plastik yang dijual di supermarket, yang
diartikan dengan membayar iuran perbulan untuk sampah yang dibuang. Warna
plastik sampah yang dipakai sesuai dengan jenis sampahnya, plastik warna
gandaria adalah samapah kertas, warna kuning untuk sampah organik, dan warna
biru untuk sampah plastik dan botol kaca. Harga plastik tersebut tergantung
besar ukuran dan berapa banyak yang di beli.
Adapula tata aturan yang di berlakukan
oleh pemerintah negara Korea jika kita tidak membuang sampah tidak memakai kantong plastik akan kena denda
sekitar 1 juta won. Tata cara sistem pembuangan sampah di Korea semakin
canggih. Operasional yang di gunakan dibeberapa wilayah sekarang sampah yang
dibuang wajib di masukkan ke dalam mesin sampah memakai cips. Mesin sampah
secara otomatis akan terbuka jika menempelkan cip dimesin kemudian tertutup
kembali setelah kita menekan tombol tutup. Sampah yang dibuang akan terseret ke
dalam dan diproses oleh sebuah mesin kemudian di bawa oleh kontener menuju ke
pengelohan sampah berikutnya atau TPA. Mesin sampah tersebut ada 2 jenis yaitu
sampah organik dan anorganik, dan tabung yang di tengah berupa minyak goreng
bebas pakai.
Terlihat juga dari orang-orang Korea
yang patuh sama aturan berbeda dengan orang-orang Indonesia. Aturan yang di
larang untuk membuang sampah sembarangan, terbukti dengan adanya tong sampah
dan terdapat pula katagorinya juga seperti sampah kering dan sampah basah. Di
Korea sendiri bila ketahuan membuang sampah sembarangan akan terkena denda atau
bahkan di tangkap polisi karena di setiap sudut jalan di Korea di lengkapi oleh
CCTV.
Selain itu, proyek lainnya yang
bernama Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Perkotaan juga berhasil mengurangi
emisi karbon dioksida sebesar 0,4 juta ton pada tahun 2007. Pada tahun 2009
lalu pembangkit listrik tenaga sampah juga telah berhasil mengimpor minyak
Korea Selatan sebesar 530.000 barel.
Korea Selatan telah membuktikan
dapat menjaga kelestarian lingkungan, dengan menangani limbah, bahkan
memulihkan lingkungan yang rusak akibat polusi. Sungai Han yang membelah kota
Seoul semula sungguh kotor sama seperti sungai ciliwung di Indonesia. Namun,
kini airnya jernih dan menjadi pemandangan yang menarik untuk di kunjungi.
Untuk menjaga kebersihan, penduduk dilarang beraktivitas di sungai tersebut.
Apabila proyek kerjasama pemulihan sungai Ciliwung di Indonesia dan Korea
selatan sudah dikerjakan tidak menutup kemungkinan sungai Ciliwung akan bernasib sama seperti sungai
Han di Korea.
C.
Kesimpulan
dan Saran
Pada umumnya limbah adalah hasil
akhir dari proses pembuangan dan dapat mengakibatkan dampak pada lingkungan
sekitar. Banyak cara dan solusi untuk menangani dampak-dampak yang di hasilkan
oleh limbah. Sistem pengelolaan sampah yang canggih juga dapat dijadikan
sebagai penunjang yang baik. Dengan mematuhi aturan yang berlaku negara
Indonesia akan sama seperti negara Korea di setiap jalannya perkotaannya akan
bersih dan tidak ada lagi banjir dan kerusakan lingkungan lainnya.
Daftar
Pustaka :
Ø http://sains.kompas.com/read/2013/12/22/1659185/Korea.Ciptakan.Taman.Impian.dari.Pembuangan.Sampah
Ø
http://www.anneahira.com/pengertian-limbah-padat.htm
Komentar
Posting Komentar