Menghilang = Memusnahkan
Singkat cerita "Kuingin Hilang Ingatan"
Masa yang paling sulit itu gue namakan masa kritis.
Dimana masa itu sungguh kritis banget mau ngapa-ngapin pun rasanya sulit,
susah, gundah, dan gak tau harus gimana ibarat pasien rumah sakit yang akan
menemukan ajalnya, ya begitu lah kira-kira.
Pada suatu hari gue merasakan cinta yang aman indah,
sayang yang begitu nyaman, dan kebahagiaan yang tak bisa di utarakan oleh
kata-kata. Saat itu masanya indah banget deh udah kaya bunga-bunga yang
berkembang di taman dengan penuh warna-warni yang menjadi pelengkapnya. Masa
demi masa semua berjalan dengan mulus seperti jalan tol. Masa demi masa semua
berjalan begitu indah seperti bunga yang bermekaran. Dan masa demi masa semua
itu berubah menjadi kelabu. Seketika semua seperti keabu-abuan sehingga tidak
ada lagi warna diantara masa itu.
Seharian gue terdiam, seharian gue terkurung di
dalam kamar, seharian gue hanya memandang langit-langit kamar gue, seharian gue
seperti mayat hidup. Kehidupan seperti begitu jahat, menerpa dengan tiba-tiba
disaat bunga sedang bermekaran. Kalau di ingat-ingat itu adalah masa kritis
gue. Iya, masa kritis dalam keterpurukan hidup gue. Semua datang bertubi-tubi
menjadi satu, bercampur menjadi satu padu. Gue yang di kecewain, gue yang
disakiti, gue yang putus asa oleh kehidupan, gue yang dibohongin, gue yang
harus berpura-pura bahagia demi perasaan gue sendiri, gue yang rasanya tuh
bodoh banget sampe harus percaya lagi untuk yang kesekian kalinya.
Konyol sih kalo diinget-inget, ntah gue merasa saat
itu benar-benar kritis banget. Dan masa kritis itu terjadi pada saat tahun
lalu. Sumpah itu berasa kayanya lu tuh gak ada gunanya buat hidup tau gak sih.
Kaya hidup lu tuh semuanya sia-sia. Mau berfikir jernih juga kayanya udah gak
ada soalnya udah tertutup sama masa yang terpuruk. Mau bangkit juga kayanya
susah aja, soalnya mau bangkit juga harus ada pelengkapnya tapi ini ya
boro-boro pelengkap,yang ngelengkapin aja gak tau kemana.
Gue pernah jatuh hati sama satu orang yang gue
kenal. Dia teman dekat gue, dia sahabat gue, dia moodbooster gue, dia adalah
segalanya buat gue. Kita sudah kenal kurang lebih 6 tahun, pokoknya baik
buruknya kita udah tau satu sama lain. Namun suatu ketika gue dan dia malah
mencoba untuk main hati sampai akhirnya tanpa gak disadari kita malah menyakiti
satu sama lain. Tanpa gak disadari kita melukai satu sama lain dengan hal yang
konyol yang pernah terjadi. Cerita cinta gue ini udah kaya drama di sinetron
yang gak ada tamat-tamatnya, lucu sih kalo dibayangin. Tapi gak mau deh
ngebayanginnya, ribet banget. Hidup gue ajah udah ribet apalagi di tambah
cerita cinta yang kek gitu, udah lah gak usah hidup ajah.
Segala kebohongan makin menjadi-jadi, segala hal
yang terjadi makin tertutup rapat. Entah mungkin karna gue yang salah yang
tidak mencoba menanyakan atau mungkin karna dia yang sengaja menutupi segala
kemungkinana yang sudah terjadi. Saat itu gue cuma bisa positif thinking, karna
kalo negatif thinking otak gue terlalu cape. Gue cuma berharap bahwa semua itu
gak akan terjadi, gue cuma berharap apa yang ada difikiran gue gak benar
semuanya, dan itu hanya lah sebuah mimpi buruk yang gak akan jadi kenyataan.
Puncaknya adalah di satu hari yang tiba-tiba gue
gelisah dan gue khawatir dengan dia , entah apa yang dipikran gue, dia sama
sekali gak bisa dihubungin banyak sekali pikiran-pikiran melayang di atas
kepala gue dan gue pun berusaha untuk menghubunginya kembali. Selintas gue
terfikir dari kutipan buku yang pernah gue baca “ Kadang kita memang harus
percaya atas apa yang tidak pernah kita pikirkan sebelumnya, dan itu terjadi”. Gue
harap itu semua gak terjadi tetapi waktu
berkata lain, semua hal itu terjadi hal yang gue takutin terjadi. Perih rasanya
hati ini, sesak yang ada di dada gue. Gue frustasi saat itu, gue nangis dengan
sesegukan, dan begonya gue masih berusaha bahwa semua hal itu hanyalah mimpi
padahal faktanya aja udah ada. Gue dikecewain disaat gue udah menaruh
kepercayaan sama dia, gue dibohongin disaat gue mencoba semua itu terlihat
benar, gue disakitin disaat gue berharap sama dia. Masa kritis itu datang lagi
di waktu yang bersamaan dengan berbagai hal cobaan yang terjadi dalam hidup
gue. Kenyamanan yang selama ini gue rasa seketika terasa asing. Entah kemana
perginya kenyamanan itu namun semua seperti berlalu begitu saja.
Beberapa bulan semua kembali berjalan seperti biasa
namun rasa sakit yang tersimpan di dada masih berbekas. Sama seperti luka bakar
yang sulit untuk di hilangkan kecuali menggunakan obat salep atau krim, dan
sakit yang gue rasa gak belum ada obatnya. Saat itu juga gue mencoba untuk
menutup diri gue, menutup hati gue dalam hal yang bersangkutan dengan cinta dan
kenyamanan. Walau hidup gue sudah berjalan seperti biasanya tapi banyak ajah
yang ingin gue hilangkan. Ingin rasanya gue amnesia pada saat ini, ingin
rasanya gue menghilangkan masa kritis gue pada saat itu.
Kecewa di saat sudah diberikan kepercayaan
sepenuhnya, kebohongan yang terus menumpuk disetiap halnya, kesakitan yang
selalu terasa sesak di dada, dan kenyamanan diantara ketidaknyamanan dalam
suatu komitmen. Gue pengen banget menghilangkan itu semua dari ingatan gue, gue
pengen banget amnesia rasanya. Hidup ini perih banget rasanya tapi kalo gak
dijalanin juga namanya bukan hidup. Mungkin satu harapan dari berbagai macam
makhluk hidup yang sedang patah hati di dunia adalah menghilangkan ingatan yang
buruk dan mengenang ingatan yang indah tapi itu gak berarti buat gue. Karna bila
lu mengingat kenangan yang indah itu belum tentu dia benar-benar indah dan
sudah pasti mungkin akan terjadi yang terburuk.
Hal lucu yang kali ini yang bikin gue jadi berfikir sekarang
adalah disaat gue harus menangis-nangis sepanjang malam untuk mengharapkan semua
itu tidak terjadi tapi realistisnya itu sudah terjadi, menyia-nyiakan hidup gue
begitu saja, menghamburkan waktu gue yang percuma. Komplak sih, tapi ya
begitulah masa kritis gue. Namanya juga cewek sih kalo gak nangis ya gak bisa
tenang. Karna menangis adalah obat dari segala obat yang menenangkan walaupun
itu sedikit sia-sia tapi seinyanya bisa meredakan. Dan yang bikin lucu lagi gue
masih juga berusaha mempercayainya padahal ya entah dia seperti itu lagi atau
engga mungkin hanya Allah SWT yang maha mengetahui. Gue hanya bisa berdoa saja,
semoga aja dia selalu di beri ilham dengan apa yang sudah dia lakukan.
Andai kini semua itu benar-benar hilang, gue sungguh
bersyukur. Bersyukur karna gue bisa menghilangkan itu semua dari ingatan gue
dan memulai semua hal lagi di mulai dari nol. Walau ya gak menutup kemungkinan
pasti ada bumbu pelengkapnya tapi setidaknya gue akan mengantisipasi hal itu
tidak akan terjadi lagi. Berkali-kali gue berusaha mencoba untuk menghilangkan
itu semua tapi ada aja yang mengingat itu semua. Pelaku utama yang mengingat
dan pelaku utama juga yang memulai lucu bukan, hehe. Bila semuanya benar-benar
sudah hilang gue ingin hal itu tidak akan kembali lagi. Mencoba menjadi orang
baru yang lebih baik mungkin itu yang harus dilakukan untuk menghilangkan itu
semua. Ingatan itu mungkin akan kekal tapi bila dalam diri tidak ingin
mengingatnya mungkin akan cepat sirnah, ya semoga saja..
Pada waktu yang merangkak maju, aku berharap semua
itu akan kembali berwarna seperi bunga-bunga yang bermekaran di sekitar taman. Menjadi
orang baru yang bisa mewarnai waktu demi waktu di setiap musimnya (dagelan.co).Gue bersyukur
dari apa yang terjadi selalin tetap kekeh ingin menghilangkan ingatan gue
sendiri. Gue juga bersyukur bisa belajar dewasa dari apa yang terjadi bisa melihat
apa yang seharusnya gue simpan dan apa yang seharusnya gue hilangkan. Cinta itu
emang buta malah bisa jua membuat logika dan hati jadi gak berkolaborasi (dagelan.co). Asal tidak
adanya suatu kebohongan dalam sautu kenyamanan yang terjalin ya mungkin semua
akan terlihat berjalan dengan lancar dan terlihat baik-baik saja.
#Jangan terlalu dianggap serius, karna yang serius saja belum tentu serius melainkan bisa jadi main-main. just for share, sekedar sebuah kontes tulisan yang gue salurkan lewat masa kritis gue yang pernah terjadi.Tidak hanya cerita cinta gue yang dramatis kek
sinetron yang mau gue hilangkan tapi juga kehidupan gue dimasa kritis yang
ingin gue hilangkan.
Komentar
Posting Komentar