Kala dia datang

Kala waktu itu aku berjalan melewati pepohonan yang rindang.
Berjalan perlahan mengikuti arah yang sudah tertuju.
Gemericik air dan hembusan angin menyambutku dengan penuh suka cita.
Aku menikmati perjalanan ku saat itu.
Tak lama aku terhenti di ujung jalan sana.
Dia menatapku sambil berkata "Mari", satu kata yang membuat lukisan di wajahku.
Aku menyambutnya dengan senang hati.
Kini aku berada di sampingnya, berjalan beringingan dengan di pandu oleh angin sore.
Senja pun melengkapi perjalanan aku dan dia.
Dan saat itu pula masih terlukis diwajahku, terlukis rasa kebahagiaan.
Merona pipi ku saat melihat sikapnya, merona pipi ku saat dia membuatku membisu.
Perjalanan kami pun terhenti di persimpangan jalan sana.
Taman kecil itu menjadi tempat titik terakhir aku dan dia.
Dia mempersilahkan ku dengan ramah.
Aku hanya bisa tersenyum malu diperlakukan seperti itu.
Obrolan panjang di kala senja itu membuat hatiku nyaman.
Entah ada virus apa yang merasuki tubuh ku, sehingga ada rasa-rasa yang aneh.
Bahagia. Iya itu yang aku rasakan.
Nyaman. Iya itu yang ada di hatiku.
Mengapa? Ntah aku tak tahu.
Semua berjalan indah, semua berjalan mulus, semua berjalan bahagia, dan semua berjalan dengan hati yang tenang.
Apa yang aku rasa di kala senja itu?.
Mungkin hanya ada satu rasa yang aku tau, aku menyukai senja di kala hujan terhenti.
Kemungkinan selanjutnya adalah aku bahagia dan nyaman dikala senja datang bersamamu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAB II Tinjauan Pustaka Fotogrametrik

Dampak Pengembangan Pariwisata