BAB III (Makalah Mikrobiologi Lingkungan Kelompok 2)
BAB
III
PERAN ATAU MANFAAT BAKTERI DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
A.
Manfaat Bakteri Dalam Bidang Lingkungan
Beberapa mikroorganisme sangat
berperan dalam pengelolaan lingkungan. Contohnya pada Pseudomonas
putida dapat dikembangkan menjadi mikroorganisme yang mampu mencerna
minyak bumi pada kasus pencemaran air laut oleh pengeboran minyak lepas pantai
atau kecelakaan kapal pengangkut minyak. Bacillus subtillis dapat
dikembangkan menjadi mikroorganisme yang mempunyai kemampuan mengimobilisasi
logam berat pada limbah-limbah industri yang banyak mengandung logam berat. Aspergillus
miger dapat dikembangkan untuk memetabolisme pestisida tertentu
seperti endosulfan dan karbofuran.
Biofilm (lapisan kumpulan
mikroorganisme) juga berperan dalam pengolahan air limbah atau limbah cair baik
pada lagon system (sistem kolam), activated sludge system (sistem
lumpur aktif), down flow sand filter system ( sistem filter
pasir aliran kebawah ) dan up flow sand filter system(sistem filter
pasir aliran keatas). Salah satu fungsi biofilm tersebut adalah mendekomposisi
protein menjadi amonia, nitrit dan nitrat.
Pencemaran lingkungan akhir-akhir ini
menjadi permasalahan global yang menuntut pengelolaan yang efektif dan efisien
dalam waktu yang relatif cepat. Pencemaran lingkungan dapat terjadi karena
adanya polutan industri, domestik, pertanian, peternakan, rumah sakit dan
sebagainya. Pengelolaan pencemaran lingkungan bertujuan agar suatu kegiatan
sedapat mungkin menghasilkan polutan sedikit mungkin atau menjadikan polutan
tersebut tidak berbahaya lagi sehingga tidak menimbulkan masalah lingkungan
kesehatan. Pengelolaan tersebut dapat dilakukan secara fisik, kimia dan
biologi. Pengelolaan secara biologi dapat menggunakan biota tingkat tinggi,
biota tingkat rendah maupun mikroorganisme. Penggunaan biota tersebut baik
sebagai biomonitoring maupun terlibat langsung dalam processing pengolahan
limbah atau polutan.
Adapun beberapa peranan suatu
mikroorganisme di dalam kehidupan maupun cara pengelolahannya adalah sebagai
berikut:
1.
Mikroorganisme yang telah direkayasa dapat digunakan
menggantikan untuk suatu proses produksi sehingga hanya menghasilkan
polutan sedikit. Beberapa contohnya adalah produksi enzim,vitamin, karbohidrat,
dan lipida yang menggunakan mikroorganisme akan menghasilkan limbah produksi
lebih sedikit jika dibandingkan dengan produksi enzim, vitamin,
karbohidrat, lipida yang menggunakan tumbuhan. Penggunaan Bacillus
thuringiensis sebagai bioinsektisida dan penggunaan Bacillus
subtilis sebagai pupuk bio-fosfor.
2.
Miroorganisme yang telah direkayasa dapat digunakan
sebagai organisme pembersihan (biocliner). Mikroorganisme yang telah direkayasa
dapat digunakan sebagai organisme pembersih (bio-cliner) jenis-jenis polutan
(limbah) yang digunakan dapat digunakan dapat menghasilkan bahan yang lebih
bernilai ekonomis seperti:
a)
Produksi biogas
Limbah-limbah dari rumah tangga, pertanian, dan
industry yang diurai oleh bakteri kelompok metanogen dapat menghasilkan biogas
yang sebagian besar merupakan metana. Biogas metana dapat terjadi dari
penguraian limbah organik yang mengandung protein dan karbohidrat.
Secara lebih ringkas, dapat dinyatakan bahwa bakteri yang berperan dalam
perombakan bahan organik dalam produksi biogas ada dua macam yaitu, bakteri
pembentuk asam dan merombak bahan organik dan menghasilkan asam lemak. Proses
ini dilakukan oleh bakteri-bakteri Pseudomonas, Flavobacterium,
Alkaligenes, Escherichia, Aerobacter.
Selanjutnya
asam lemak ini akan dirombak oleh bakteri metan, dan menghasilkan gas bio
(sebagaian besar menghasilkan metan) bakteri-bakteri tersebut adalah Methanobacterium,
Methanosarcina, dan Methanococcus.
Di samping
itu juga ada kelompok bakteri lain yang memanfaatkan unsur-unsur sulfur (S) dan
membentuk H2S yaitu bakteri Desulvovibrio.
b)
Untuk Mengatasi Limbah Minyak Bumi.
Bakteri juga telah dimanfaatkan untuk mengatasi
limbah minyak bumi di daerah kilang minyak (terutama kilang minyak lepas
pantai). Atau pada kecelakaan kapal pengangkut minyak bumi.
Golongan Pseudomonas, seperti Pseudomonas
putidamampu mengkonsumsi hidrokarbon yang merupakan bagian utama
penguraian hidrokarbon terdapat pada plasmid. Bakteri yang mengandung
plasmid rekombinan kultur dalam jerami dan dikeringkan. Jerami berrongga
yang telah berisi kultur bakteri kering dapat disimpan dan
dikeringkan dapat disimpan dan digunakan jika diperlukan. Pada jerami akan
menyerap minyak dan bakteri akan menguraikan tumpahan minyak itu menjadi
senyawa yang tidak berbahya dan tidak menimbulkan polusi.
c)
Untuk Mengatasi Limbah Logam Berat.
Limbah pabrik yang banyak mengandung lsogsm berat
dapat dibersihkan oleh mikroorganisme yang dapat menggunakan logam berat
sebagai nutrient atau hanya menyerap (imobilisasi) logam berat.
Mikroorganisme yang dapat digunnakan diantarany adalah Thiobacilus ferrooxidas
dan Bacilus subtilis. Thiobacilus ferrooxidas mendapatkan energy dari
senyawa organic seperti bahan yang berguna asam fumarat dan besi sulfat.
Bacilus subtilis memiliki kemampuan mengikat logam berat seperti Pb, Cd, Cu,
Ni, Zn, Al, dan fe dalam bentuk nitrat.
Bakteri nitrifikasi adalah kelompok bakteri yang mampu menyusun senyawa
nitrat dari senyawa amonia yang pada umumnya berlangsung secara aerob di dalam
tanah. Kelompok bakteri ini bersifat kemolitotrof. Nitrifikasi
terdiri atas dua tahap yaitu nitritasi (oksidasi amonia (NH4)
menjadi nitrit (NO2-)) dan nitratasi (oksidasi senyawa
nitrit menjadi nitrat (NO3)). Dalam bidang pertanian,
nitrifikasi sangat menguntungkan karena menghasilkan senyawa yang diperlukan
oleh tanaman yaitu nitrat. Setelah reaksi nitrifikasi selesai, akan
terjadi proses dinitrifikasi yang dilakukan oleh bakteri denitrifikasi. Denitrifikasi sendiri merupakan reduksi anaerobik
senyawa nitrat menjadi
nitrogen bebas (N2) yang lebih mudah diserap dan dimetabolisme oleh
berbagai makhluk hidup. Contoh bakteri yang mampu melakukan metabolisme
ini adalah Pseudomonas stutzeri, Pseudomonas aeruginosa, and Paracoccus denitrificans. Di
samping itu, reaksi ini juga menghasilkan nitrogen dalam bentuk lain, seperti
dinitrogen oksida (N2O). Senyawa tersebut tidak hanya dapat
berperan penting bagi hidup berbagai organisme, tetapi juga dapat berperan
dalam fenomena hujan asam dan
rusaknya ozon. Senyawa
N2O akan dioksidasi menjadi senyawa NO dan selanjutnya bereaksi
dengan ozon (O3) membentuk NO2- yang akan
kembali ke bumi dalam bentuk hujan asam (HNO2)
B.
Manfaat Bakteri Dalam Bidang Farmasi
Di laboratorium, bakteri dapat
diubah untuk menyediakan kita dengan berbagai bahan yang bermanfaat. Bakteri
dapat digunakan sebagai pabrik kecil untuk memproduksi bahan kimia dan
obat-obatan yang diinginkan
1. Bakteri
penghasil antibiotik
Peranan bakteri salah satunya dalam
pembuatan antibiotik. Sejarah antibiotik dimulai ketika ditemukannya obat
antibiotik pertama oleh Alexander Flemming yaitu Penicillin-G. Flemming
berhasil mengisolasi senyawa tersebut dari Penicillium chrysogenum syn. P.
notatum. Dengan penemuan antibiotik ini membuka sejarah baru dalam bidang
kesehatan karena dapat meningkatkan angka kesembuhan yang sangat bermakna.
Kemudian terjadilah penggunaan besar-besaran antibiotik pada saat perang dunia
untuk pengobatan berbagai macam penyakit.
Antibiotik merupakan zat yang dihasilkan
oleh mikroorganisme dan mempunyai daya hambat terhadap kegiatan mikroorganisme
lain dan senyawa ini banyak digunakan dalam menyembuhkan suatu penyakit. Ada
antibiotika yang membidik bakteri gram negatif atau gram positif, ada pula yang
spektrumnya lebih luas. Keefektifannya juga bergantung pada lokasi infeksi dan
kemampuan antibiotik mencapai lokasi tersebut.
Mikroorganisme yang dihambat oleh antibiotik
khusunya adalah bakteri. Beberapa bakteri yang menghasilkan antibiotik adalah:
a)
Streptomyces griseus, menghasilkan antibiotik
streptomycin.
b)
Streptomyces aureofaciens, menghasilkan antibiotik
tetracycline.
c)
Streptomyces venezuelae, menghasilkan antibiotik
chloramphenicol.
d)
Penicillium, menghasilkan antibiotik penisilin.
e)
Bacillus polymyxa, menghasilkan antibiotik polymixin.
f)
Bacillus brevis, menghasilkan antibiotik kerotrisin.
g)
Bacullus subtilis, menghasilkan antibiotik basitrasin.
Mekanisme
kerja antibiotik:
Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami
maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu
proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh
bakteri. Literatur lain mendefinisikan antibiotik sebagai substansi yang bahkan
di dalam konsentrasi rendah dapat menghambat pertumbuhan dan reproduksi bakteri
dan fungi.
Penggunaan antibotik biasanya bekerja sangat spesifik
pada suatu proses, mutasi yang mungkin terjadi pada bakteri memungkinkan
munculnya strain bakteri yang ‘kebal’ terhadap antibiotika. Itulah sebabnya,
pemberian antibiotika biasanya diberikan dalam dosis yang menyebabkan bakteri
segera mati dan dalam jangka waktu yang agak panjang agar mutasi tidak terjadi.
Penggunaan antibiotika yang ‘tanggung’ hanya membuka peluang munculnya tipe
bakteri yang kebal. Berdasarkan luasnya aktivitas, antibiotik dibagi menjadi
antibiotik spectrum luas dan spektum sempit. Istilah luas mengandung arti bahwa
antibiotik ini dapat membunuh banyak jenis bakteri sedangkan sebaliknya,
istilah sempit hanya digunakan untuk membunuh bakteri yang spesifik yang telah
diketahui secara pasti. Penggunaan spektrum luas digunakan apabila identifikasi
kuman penyebab susah dilakukan namun kerugiaanya dapat menghambat pula bakteri
flora normal dalam tubuh.
2.
Pemanfaatan
bakteri dalam pembuatan enzim
Enzim adalah protein yang berfungsi sebagai
katalisator (protein katalitik) untuk reaksi-reaksi kimia di dalam sistem
biologi. Katalisator mempercepat reaksi kimia. Walaupun katalisator ikut serta
dalam reaksi, ia kembali ke keadaan semula bila reaksi telah selesai. Suatu katalis
adalah suatu agen kimiawi yang mengubah laju reaksi tanpa harus dipergunakan
oleh reaksi tersebut. Aktivitas enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya konsentrasi substrat, pH, suhu, dan inhibitor (penghambat).
Beberapa
enzim yang digunakan dalam skala industri adalah enzim ekstraseluler, enzim
yang secara normal dihasilkan oleh mikroorganisme sesuai dengan substratnya
dalam lingkungan eksternal dan dapat disamakan dengan enzim pencernaan pada
manusia dan hewan. Kemudian ketika mikroorganisme memproduksi enzim untuk
memisahkan molekul eksternal besar agar bisa dicerna biasanya digunakan media
fermentasi. Dalam fermentasi sari dari kultivasi mikroorganisme tertentu,
seperti contoh, bakteri, yeast atau filamentous jamur, dijadikan sumber utama protease,
amilase dan sedikit selolosa, lipase, dsb.
Manfaat enzim ini juga sangat
penting bagi tubuh. Seperti enzim papain dan enzim bromelin yang berperan dalam
melancarkan pencernaan, mengurangi nafsu makan, membantu mempercepat penyerapan
antibiotic, serta mencegah pencampuran keeping-keping darah. Enzim juga
bermanfaat dalam mengatasi kasus peradangan karena dapat mengurangi peradangan
seperti pada radang dan pembengkakan tulang persendian. Selain itu enzim juga
berguna untuk mempercepat proses penyembuhan luka, termasuk menghentikan
pembengkakan pasca benturan. Enzim juga bermanfaat dalam mencegah kerusakan
gigi karena mampu menekan jumlah koloni candida albican yang
merusak gigi. Enzim yang disolasi dari mikroorganisme dapat diaplikasikan pada
berbagai macam industri. Misalnya, enzim proteose yang diisolasi dari bahan
pembersih. Protease merusak dan melarutkan protein yang mengotori pakaian.
Enzim yang dihasilkan untuk proses-proses industri meliputi protease , amilase,
glikosa isomerase, glukosa oksidase, renin, pektinase, dan lipase.empat macam
enzim yang secara luas diproduksi oleh mikroganisme adalah protease,
glukamilase,α-amilase, dan glukosa isomerase.
Protease adalah enzim yang
menyerang ikatan peptida molekul protein dan membentuk fragmen-fragmen kecil
peptida. Strain rekombinan Basillus sp. GX6644 mensekresikan
alkalin protease yang sangat aktif terhadap protein kasein susu. Dengan
aktifitas tertinggi pada pH 11 dan temperatur 40-55°C. Strain rekombinan yang
lain yaituBasillus sp. GX6638 mensekresi beberapa alkalin protease yang
aktif pada kisaran pH yang cukup luas (8-12). Fungi yang mempreduksi protease
adalah spesies Aspergillus.Protease yang dihasilkan oleh fungi
memiliki kisaran pH yang lebih luas dibandingkan protease yang diperoduksioleh
bakteri.
Amilase digunakan dalam
detergen dan dalam industri pembuatan bir. Ada beberapa tipe amilase, termasuk
α-amilase yang digunakan untuk mengubah pati menjadi maltosa dan dekstrin,
glukamilase yang mengubah pati menjadi glukosa. Ketiga enzim diatas digunakan
untuk memproduksi sirup dan dekstrosa dari pati. Produksi amilase menggunakan
fungi Aspergillus sp. Aspergillus oryzae yang digunakan untuk
memproduksi amilase dari gandum pada kultur stasioner. Bacillus
subtilis dan bacillus diastaticusdigunakan untuk
memproduksi amilase bakteri.
Glukosa isomerase mengubah
glukosa menjadi friktosa yang dua kali lebih manis dibandingkan sukrosa dan 1,5
kali lebih manis dibandingkan glukosa, sehingga fruktosa merupakan bahan
pemanis yang sangat penting pada industrimakanan dan minuman. Enzim ini
diproduksi oleh Bacillus coagulan, streptomyces sp. Dan Nocardia
sp.
Renin merupakan enzim
penggumpal susu yang mengkatalisis koagulasi susu dalam industri pembuatan
keju. Enzim ini diproduksi oleh Mucor pussilus.
Enzim mikroorganisme juga
digunakan dalan produksi polimer sintetik. Misalnya, industri plastik saat ini
menggunakan metode kimia untuk mereduksi alkene oxidan yang
digunakan untuk memproduksi plastik. Produksi alkene oxidan dari
mikroorganisme melibatkan aksi tiga enzim yaitu piranose-2-oksidase dari
fungi oudmansiella mucida,enzim haloperoksidase dari fungi Caldariomyces
sp. Dn enzim epoxidase darifalvobacterium sp.
C.
Manfaat Bakteri Dalam Bidang Pangan
Bakteri merupakan makhluk bersel
tunggal yang berkembang biak dengan cara membelah diri dari satu sel menjadi
dua sel. Pada kondisi yang sangat baik, kebanyakan sel bakteri dapat membelah
dan berkembang biak dalam waktu kurang lebih 20 menit. Pada kecepatan yang
tinggi ini satu sel bakteri dapat memperbanyak diri menjadi lebih dari 16 juta
sel baru dalam waktu 8 jam.
Berdasarkan bentuk selnya, bakteri dapat dibedakan atas empat golongan yaitu:
Berdasarkan bentuk selnya, bakteri dapat dibedakan atas empat golongan yaitu:
a. Koki (bentuk bulat)
Koki mungkin terdapat dalam bentuk tunggal (terpisah),
berpasangan (diplokoki), berempat (tetra koki atau tetrad), bergerombol
(stapilokoki), dan membentuk rantai (streptokoki).
b. Basili (bentuk batang) Basil mungkin
terdapat dalam bentuk tunggal (terpisah) atau membentuk rantai.
c. Spirilium (bentuk spiral)
d. Vibrio (bentuk koma)
Bakteri ditemukan dimana-mana. Banyak
bakteri yang sebenarnya tidak berbahaya bagi kesehatan, tetapi jika tumbuh dan
berkembang biak pada pangan sampai mencapai jumlah yang sangat tinggi dapat
mengakibatkan kerusakan makanan, yaitu menimbulkan bau busuk, lendir, asam,
perubahan warna, pembentukan gas, dan perubahan-perubahan lain yang tidak
diinginkan. Bakteri semacam ini digolongkan ke dalam bakteri perusak pangan.
Bakteri
perusak pangan sering tumbuh dan menyebabkan kerusakan pada bahan pangan yang
mempunyai kandungan protein tinggi seperti ikan, susu, daging, telur dan
sayuran. Bakteri yang menyebabkan gejala sakit atau keracunan disebut bakteri
patogenik atau patogen. Gejala penyakit yang disebab¬kan oleh patogen timbul
karena bakteri tersebut masuk ke dalam tubuh melalui pangan dan dapat
berkembang biak di dalam saluran pencemaan dan menimbulkan gejala sakit perut,
diare, muntah, mual, dan gejala lain. Patogen semacam ini misalnya yang
tergolong bakteri koli (Escherichia coli patogenik), Salmonella dan Shigella.
Bakteri
patogenik di dalam pangan juga dapat menyebabkan gejala lain yang disebut
keracunan pangan. Gejala semacam ini disebabkan oleh tertelannya racun (toksin)
yang diproduksi oleh bakteri selama tumbuh pada pangan. Gejala keracunan pangan
oleh racun bakteri dapat berupa sakit perut, diare, mual, muntah, atau
kelumpuhan. Bakteri yang tergolong ke dalam bakteri penyebab keracunan
misalnya Staphylococcus aureus, Clostridium perfringens,
dan Bacillus cereus yang memproduksi racun yang menyerang
saluran pencemaan dan disebut enterotoksin, dan Clostridium botulinumyang
memproduksi racun yang menyerang syaraf serta dapat menyebabkan kelumpuhan
saluran tenggorokan dan disebut neurotoksin atau racun botulinum.
Selain pengaruh yang merugikan,
beberapa bakteri juga mempunyai pengaruh yang menguntungkan dan yang digunakan
atau berperan. dalam pembuatan berbagai makanan fermentasi, misalnya sayur
asin, ikan peda, terasi, keju, susu fermentasi (yogurt, yakult), sosis, dan
lain-lain. Bakteri semacam ini memproduksi senyawa-senyawa yang menimbulkan
cita-rasa yang khas untuk masing-masing produk, dan beberapa juga memproduksi
asam yang dapat mengawetkan makanan.
Peran
Positif Bakteri dalam Bidang Pangan
Menurut Schlegel (1994) beberapa bukti mengenai peranan
mikrobiologi dapat dikemukakan sebagai proses klasik menggunakan bakteri.
Di Jepang dan Indonesia sudah sejak zaman dahulu kacang kedelai diolah dengan
menggunakan bantuan fungi, ragi, dan bakteri asam laktat. Bahkan sudah sejak
zaman perang dunia pertama fermentasi terarah dengan ragi digunakan untuk
membuat gliserin. Asam laktat dan asam sitrat dalam jumlah besar yang
diperlukan oleh industri makanan, masing-masing dibuat dengan pertolongan
bakteri asam laktat dan cendawan Aspergillus niger.
Pengawetan makanan dengan
mikroorganisme
a. Sayuran yang terfermentasi
Hampir semua sayuran dapat mengalami fermentasi bertipe asam
laktat, yang biasanya dilakukan oleh berbagai jenis Sterpcococcus, Lactobacillus
leuconostoc, dan Pediococcus. Organisme-organisme ini
mengubah gula yang terdapat dalam sayuran terutama menjadi asam laktat yang
mengatasi pertumbuhan organisme lain dan menberi rasa unik pada sayuran yang
terfermentasi. Setelah fermentasi, sayuran semacam itu sering disebut
“teracarkan” dan tidak jarang terlihat botol-botol acar bit, acar kacang hijau,
atau acar wortel.
b. Saurkraut (kubis asin)
Saurkraut ialah produk fermentasi asam laktat kubis yang
diparut. Kubis segar selalu mengandung sejumlah jenis Leuconostoc dan Lactobacillus,
sehingga tidak perlu ditambahkan bakteri untuk memulai fermentasi.
c. Acar
Organisme yang bertanggungjawab terhadap acar terfermentasi
pada dasarnya adalah semua jenis marga Lactobacillus dan
produk akhirnya mempunyai sekitar keasaman yang sama dengan saurkraut.
d. Zaitun
Zaitun
hijau semula diperlakukan dengan 1 sampai 2 persen larutan alkalis selama 24
jam untuk menghilangkan sebagian dari rasa pahit. Setelah dicuci dengan
sempurna untuk mehilangkan air alkalis, zaitun diletakkan dalam tong dan
direndam dengan larutan garam 6 sampai 9 persen. Fermentasi asam laktat
yang kemudian berlanjut berlangsung selama 6 hingga 10 bulan, yang setelah itu
zaitun hijau dipilah dan dikemas.
e. Daging terfermentasi
Sosis adalah satu-satunya produk daging terfermentasi.
Sosis yang telah diolah kemudian disimpan pada suhu 8oC selama 40 hari atau lebih, yang selama waktu itu
terjadi fermentasi asam laktat disertai dehidrasi daging yang cukup.
Tentu saja hal ini meningkatkan kadar garam yang bersama dengan asam laktat
mencegah pertumbuhan organisme yang merusak.
f. Makanan terfermentasi dari timur
Kecap dibuat dari kedelai yang dimasak kemudian
difermentasi. Enzim disekresikan oleh jamur Aspergillus yang
menghidrolisiskarbohidrat dan protein kedelai dan tak diragukan lagi
menyebabkan cita rasa kecap yang khas. Lactobacillus delbrueckii memfermentasi
karbohidrat, yang membentuk cukup asam kojat untuk mencegah perusakan.
Bakteri asam laktat yang lain maupun beberapa marga khamir memberikan sumbangan
kepada citarasa akhir kecap.
Proses
menggunakan mikroba fermentasi klasik telah diganti dengan cara baru untuk
produksi dan konversi menggunakan mikroba. Senyawa karotenoid dan steroid
diperoleh dari fungi. Sejak ditemukan bahwa Corynebacterium
glutamicum memproduksi glutamat dengan rendemen tinggi dari gula dan
garam amonium, maka telah diisolasi berbagai mutan dan dikembangkan proses baru
yang memungkinkan pembuatan banyak jenis asam amino, nukleotida, dan
senyawabiokimia lain dalam jumlah besar. Bakteri juga diikutsertakan oleh para
ahli kimia pada katalisis sebagian proses dalam rangkaian sintesis yang
panjang; biokonversi oleh mikroba lebih spesifik dengan rendemen lebih tinggi,
mengungguli koversi secara kimia; amilase untuk hidrolisis pati, proteinase
pada pengolahan kulit, pektinase untuk penjernihan sari buah dan enzim-enzim
lain yang digunakan di industri diperoleh dari biakan bakteri (Ali, 2008).
Bakteri yang menguntungkan kita, misalnya Enterobacter
aerogenes, Erwinia herbicola, Leuconostoc plantarum sangat
berperan dalam pembuatan sauerkraut (kubis fermentasi). Streptococcus
thermophylus dan Lactobacillus bulgaricus berperan
dalam pembuatan yogurt, Pedicoccus cerevisiae danMicrococcus
sp. berperan dalam penbuatan sosis. Acetobacter xylinum berperan
dalam pembuatan nata de coco (Budiyanto, 2002).
Peran
Negatif Bakteri dalam Bidang Pangan
Berbagai
penyakit atau infeksi yang berbeda-beda mungkin terjadi karena memakan makanan
yang terkontaminasi dengan organisme patogen. Infeksi makanan terjadi
karena memakan makanan yang mengandung organisme hidup yang mampu sembuh atau
bersporulasi dalam usus yang menimbulkan penyakit.
Penyakit
yang paling mendapat perhatian adalah penyakit-penyakit makanan yang disebabkan
oleh organisme yang biasanya dianggap ada. Penyakit-penyakit ini dapat
dibagi menjadi dua kelompok besar.
Infeksi Makanan
Infeksi makanan terjadi karena memakan makanan yang
mengandung organisme hidup yang mampu sembuh atau bersporulasi di dalam usus
yang menimbulkan penyakit. Organisme penting yang menimbulkan infeksi
makanan meliputi C.Perfringens, Vibrio
parahaemolyticus, dan sejumlah jenis Salmonela yang
berlainan.
a. Salmonella
Reservoir utama bagi Salmonella ialah
saluran pencernaan banyak hewan, meliputi burung, hewan ternak, reptilia, dan
manusia. Orang menjadi terinfeksi karena kemasukan makanan atau minuman
yang terkontaminasi. Sudah barang tentu air menjadi tercemar karena
masuknya kotoran dari hewan apa saja yang mengekskresi Salmonella.
Infeksi melalui makanan terjadi karena masuknya daging yang terkontaminasi atau
melewati tangan sebagai perantara dalam pemindahan Salmonella dari
sumber yang terinfeksi.
b. Clostridium perfringens
Organisme
ini memproduksi berbagai ragam eksotoksin. Membentuk spora apabila berada
di dalam usus, dan hanya pada waktu pembentukan endospora dalam usus itulah
toksin peracunan makanan diproduksi. Sumber yang paling sering ialah
daging atau produk-produk daging. Masuknya masakan daging semacam itu
mengakibatkan rasa sakit perut dan diare yang akut sesudah masa inkubasi 8
sampai 24 jam.
c. Vibrio parahaemolyticus
Kerang-kerangan merupakan sumber infeksi saluran pencernaan
jika dimasak mentah atau sedikit dimasak. Belum diketahui dengan tepat
bagaimana diare yang dihubungkan dengan organisme ini dapat terjadi, tetapi
kegawatan infeksi ini dapat dirasakan dengan memikirkan kenyataan bahwa laju kematian
karena infeksi V. Parahaemolytikus dapat mendekati
7 atau 8 persen.
Langkah pengendalian
Jadi,
makanan sekali-kali jangan dibiarkan berada pada suhu kamar yang akanme
mungkinkan mikroorganisme yang mengontaminasi berkembangbiak.
Peracunan Makanan
Peracunan makanan tidak disebabkan oleh menelan organisme
hidup melainkan dengan kemasukan toksin atau substansi beracun yang beracun
yang disekresikan ke dalam makanan. Dalam hali yang terakhir, organisme ini
mungkin mati setelah pembentukan toksin dalam makanan, tetapi apabila toksin
itu sendiri dimusnahkan, peracunan makanan yang hebat dapat terjadi dari
memakanan makanan itu. Organisme yang menyebabkan peracunan makanan mencakup S.
aureus, C. botulium, dan B. cereus.
A. Staphylococcus
Peracunan
ini disebabkan oleh kokus gram positif kecil, stafilokokus yang sama
bertanggung jawab atas banyak masalah infeksi di rumah sakit. Organisme
itu mudah tumbuh pada media hara biasa dan walaupun banyak galur memerlukan
beberapa asam amino dan satu vitamin B atau lebih, galur-galur ini tidak dapat
dipandang sebagai bakteri yang sukar dipelihara. Ciri peracunan makanan
stafilokokus yang sangat menonjol adalah diare yang hebat, muntah-muntah dan
sakit perut, sedangkan bantuan yang menonjol adalah masa inkubasinya yang
pendek sekitar 2 sampai 4 jam.
B.
Bacillus
cereus
Organisme
ini adalah batang besar gram positif yang membentuk spora dan merupakan salah
satu anggota suku Bacillaceae saprofit yang paling sering terdapat
dimana-mana. Apabila makanan yang di dalamnya terdapat organisme ini,
selama 24 jam terjadi rasa sakit perut yang hebat dan diare beberapa jam
setelah termakan. Ditemukan di dalam tanah dan pada makanan mentah dan
kering, mencakup beras yang belum dimasak.
C.
Clostridium
botulinum
C. botulinum,
batang gram positif yang besar dalam suku Bacillaceae, adalah jasad etiologi
peracunan makanan yang sangat fatal dan biasanya terjadi setelah menelan
eksotoksin yang terbentuk sebelumnya yang dihasilkan oleh organisme ini sewaktu
tumbuh dalam makanan.
D.
Epidemiologi
botulisme
Tersebar
dalam tanah, pada dasar danau dan pada vegetasi yang membusuk, begitu banyak
makanan, sayuran dan daging, terkontaminasi dengan organisme ini. Banyak
hewan mati setiap tahun setelah menelan butiran-butiran yang terfermentasi.
E.
Patogenis
botulisme
Gejala
pada manusia biasanya mulai setelah masa inkubasi 18 sampai 36 jam dan mencakup
mual dan muntah-muntah di samping penglihatan ganda, kesulitan menelan dan
beberapa kelumpuhan otot.
F.
Diagnosis
botulisme
Setelah
orang memperlihatkan gejala botulisme, mungkin dalam darahnya masih beredar
toksin bebas. Mencit sangat peka terhadap toksin ini.
Pencegahan dan pengendalian botulisme
Tidak
seperti endospora organisme ini, toksin botulisme sangat labil terhadap
suhu. Jadi sayuran kalengan rumahan harus dimasak selama 15 menit sebelum
dihidangkan. Perlakuan semacam itu akan menginaktivasi toksin yang
mungkin ada.
Peracunan
makanan disebabkan oleh elaborasi eksotoksin oleh bakteri selama pertumbuhannya
dalam makanan yang terkontaminasi. Tipe paracunan makanan yang agak
berbeda, kadang-kadang disebut infeksi makanan, disebabkan oleh efek racun sel
bakteri yang ditelan (Volk, 1990).
Banyak
bakteri saprofitik yang hidup pada bahan makanan dan dapat merusak serta
meracuni bahan makanan tersebut. Akibat aktivitas tersebut, tidak sedikit
kerugian yang ditimbulkannya. Berikut ini beberapa contoh bakteri perusak bahan
makanan, yaitu: Pseudomonas cocovenenans penghasil asam
bongkrek pada tempe bongkrek. Clostridium botulinum penghasil
toksin pada makanan dan minuman kaleng. Erwinia, Bacillus dan Clostridium bersifat
pektolitik yang menyebabkan busuk air atau busuk lunak (soft rot) pada sayuran
dan buah- buahan dan juga dapat menyebabkan hilangnya kemampuan membentuk gel
pada sari buah. Alcaligens viscolactis dan Enterobacter
aerogenes menyebabkan pelendiran pada susu. Lactobacillus
plantarum menyebabkan pelendiran pada produk buah- buahan, sayuran,
cider, sauerkraut, dan bir (Budiyanto, 2002).
D.
Manfaat Bakteri Dalam Bidang Pencernaan Makanan
E.
Coli
Bakteri Escherichia coli, atau E.coli dikenal sebagai salah satu
bakteri yang menguntungkan bagi manusia dan bisa menyebabkan gangguan
pencernaan pada manusia (diare). Selebihnya, bakteri ini hidup didalam usus
besar manusia dan berfungsi sebagai pengurai sisa-sisa makanan yang tidak
terserap dalam sistem pencernaan manusia. Bakteri ini termasuk dalam kelompok
bakteri berbentuk batang pendek dan tumbuh ideal pada suhu 20º - 40º C.
Keberadaannya pertama kali dikenali oleh Theodor Escherich pada tahun 1885.
Kingdom :
Bacteria
Filum :
Proteobacteria
Kelas :
Gammaproteobacteria
Ordo :
Enterobacteriales
Famili :
Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : Escherichia coli
E.coli,
spesies yang paling dikenal dari bakteri enterik dan bisa dibilang paling
banyak dikenal dari semua bakteri. Bakteri umum ini bertempat tinggal pada
saluran pencernaan manusia dan hewan berdarah panas. Sebagai fakultatif aerob
dari usus , hal ini juga dilengkapi untuk bertahan hidup anaerob dan
mengkonsumsi oksigen yang masuk ke dalam habitatnya. Kegiatan ini sangat
penting untuk menjaga kondisi anarobik dalam usus besar. Meskipun ini adalah
sebuah spesies yang penting pada saluran usus manusia, hal ini tidak dominan.
Banyak bakteri yang lain, tetapi tidak semua, dalam kelompok ini juga tinggal
di usus traktat hewan, maka perhitungan untuk nama umum ini 'bakteri enterik' untuk organisme ini.
Peranan Bakteri dalam Pembasmi Hama Tanaman (Biopestisida)
Ulat (larva)
serangga merupakan salah satu dari sekian banyak hama pada tanaman yang dapat
menggagalkan hasil panen pertanian, sehingga perlu dikurangi
jumlahnya.
Adapun cara yang paling aman pemberantasan hama yang aman dan ramah terhadap lingkungan adalah menggunakan agen hayati (biopestisida), artinya menggunakan mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit (patogen) bagi hama tersebut. Contohnya yaitu menggunakan bakteri Bacillus thrungiensis (Bt) dan bakteri dari jenis Bacillus popilliae.
Mikroba dari bakteri Bacillus thrungiensis (Bt) mampu menghasilkan senyawa biokimia delta-endotoksin berupa racun (toksin) protein kristal yang dapat mematikan hama. Bakteri tersebut dicampurkan dengan cairan sebagai perekat, kemudian disemprotkan pada tanaman yang terinfeksi oleh hama maupun penyakit pada tanaman.
Bagaimana cara Bacillus thuringiensis bekerja?
Adapun cara yang paling aman pemberantasan hama yang aman dan ramah terhadap lingkungan adalah menggunakan agen hayati (biopestisida), artinya menggunakan mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit (patogen) bagi hama tersebut. Contohnya yaitu menggunakan bakteri Bacillus thrungiensis (Bt) dan bakteri dari jenis Bacillus popilliae.
Mikroba dari bakteri Bacillus thrungiensis (Bt) mampu menghasilkan senyawa biokimia delta-endotoksin berupa racun (toksin) protein kristal yang dapat mematikan hama. Bakteri tersebut dicampurkan dengan cairan sebagai perekat, kemudian disemprotkan pada tanaman yang terinfeksi oleh hama maupun penyakit pada tanaman.
Bagaimana cara Bacillus thuringiensis bekerja?
Larutan Bt dan
spora di semprotkan ke tanaman. Bacillus thuringiensis akan menghasilkan
kristal protein saat sporulasi. Kristal protein yang bersifat insektisidal ini
sering disebut dengan delta-endotoksin (Deacon, 2010). Kristal protein yang ada
pada Bacillus thuringiensis ini sebenarnya merupakan pro-toksin yang jika larut
. kristal protein tidak dapat larut pada kondisi normal, sehingga aman bagi
manusia, atau hewan tingkat tinggi lainnya. Namun, dapat larut pada kondisi pH
sekitar 9.5. Kondisi ini ditemukan didalam usus serangga (dalam hal ini, ulat).
Hal ini lah yang menyebabkan Bt merupakan agen insektisida yang spesifik.
Bacillus thuringiensis bekerja secara spesifik, karena hanya akan
berikatan dengan reseptor dari sel usus serangga (ulat) berikatan dengan
reseptor dinding sel usus dan akan membuat lubang dan menyebabkan tidak
seimbangnya pH. Sehingga usus lumpuh dan serangga berhenti makan. Ph usus dan
darah menjadi tidak seimbang dan mengakibatkan spora berkecambah dan bakteri
merusak inang.
1.
Seranggga
memakan tanaman yang telah di semprotkan Bt, sehingga kristal dan spora masuk
kedalam tubuhnya.
2.
Toksin akan
berikatan denga reseptor tertentu di usus.
3.
Toksin akan
merusak dinding sel epitel dan merusak keseimbangan pH,sehingga mengakibatkan
spora berkecambah dan bakteri merusak sel inang (serangga)
4.
Serangga matiBeberapa jenis
tanaman yang sering dilakukan penyemprotan dengan Bt adalah tanaman jagung,
yang jika tanaman tersebut disemprotkan Bt, maka ulat-ulat penggerek akan
musnah. Bakteri Bt juga aktif bekerja untuk membunuh ngengat pada buah apel,
kol (kubis), brokoli, pir, terong, stobery, kentang, maupun wortel dan tanaman
hortikultura jenis lainnya.
Berikut ini ada
beberapa varietas bakteri Bacillus thrungiensis (Bt) komersial
(yang diperdagangkan), anatara lain yakni sebagai berikut:
·
Bacillus thrungiensis varietas
israelensis, yang mampu membunuh larva nyamuk dan juga lalat hitam;
·
Bacillus thrungiensis varietas
kurstaki, yang mampu mematikan berbagai jenis hama ulat yang menyerang tanaman
pertanian;
·
Bacillus thrungiensis varietas
aizawai, sangatlah efektif membunuh larva ngengat, terutama larva ngengat
diamonback (Plutella xylostella) pada tanaman kubis (kol);
·
Bacillus thrungiensis varietas
tenebrionis, sangat efektif untuk membunuh kumbang kentang Colorado (Leptinotarsa
decemlineata) dan juga larva kumbang daun dan hama penggerek;
Selain
pemanfaatan bakteri Bacillus thrungiensis (Bt) dalam dunia bioteknologi
pertanian, ada juga beberapa jenis agen hayati (biopestisida) yang dapat
membunuh hama pertanian, seperti:
·
Bioinsektisida Baculovirus, digunakan untuk
memberantas juga mematikan hama tanaman budidaya, seperti serangga penggerek
jagung, kumbang kentang, kutu dan kumbang daun, serta hama pada tanaman kapas.
Baculovirus yang tertelan (dimakan) hama/serangga parasit, tidak menyebabkan
serangga langsung mati sehingga virus ini dapat ditularkan pada serangga
(insekta) lainnya. Akan tetapi, pada saat-saat tertentu, dapat menyebabkan
kematian pada serangga-serangga tersebut, sehingga akan terjadi kematian
serangga secara massal (banyak);
·
Bakteri minum es yang berasal dari keturunan Pseudomonas
syringae, yang digunakan untuk menangkal hama pertanian;
·
Dalam pengendalian jumlah hama di suatu
lingkungan ekosistem alam, dapat menyemprotkan feromon insekta (serangga) yang
telah dimanipulasi menggunakan rekayasa genetika pertanian. Feromon adalah
substansi kimiawi yang dikeluarkan oleh organisme tertentu untuk tujuan
komunikasi dengan sesamanya dalam satu spesies yang sama. Adanya feromon yang
dimanipulasi tersebut diharapkan dapat menurunkan jumlah populasi hama dengan
cara menghambat kehadirannya dalam suatu areal pertanian, atau menjadikan hama
tidak berhasil kawin di dalam komunitasnya, sehingga akan mengurangi jumlah
hama dari satu generasi ke generasi berikutnya;
Komentar
Posting Komentar